Radio Satelit Worldspace di Indonesia
Oleh: Antonius Ratu Gah
Direct Broadcasting Service adalah impian Indonesia sebagai negara ketiga pemilik satelit waktu itu. Tetapi, bertahun-tahun, barulah pada 2000 menjadi kenyataan dengan adanya Radio Satellite Worldspace di Jakarta, yang sampai saat ini baru mempunyai pendengar kurang lebih 40.000 orang dengan parangkat penerima 9.000, seperti dituturkan oleh Endy Badaruddin, Presiden Direktur Worldspace Indonesia di Jakarta. Di dunia, Worldspace mempunyai 7 juta pendengar.
Menanti Lima Tahun
Ia sendiri sudah merintis usaha ini sejak 1995. Tetapi sesudah semua perijinan beres, barulah pada lima tahun kemudian perusahaan patungan Worldspace Indonesia resmi berdiri dan beroperasi. Sampai hari ini perusaahan baru mempunyai tiga stasiun radio di Indonesia. Tetapi di samping itu juga memproduksi perangkat penerima satelit juga. Dari pengalaman operasi selama ini para penggunanya adalah orang di kawasan terpencil, yang sangat memerlukan informasi.
Perangkat Penerima Baru
Dengan adanya sistem siaran langsung dari satelit, memang perangkat radio pun harus ada, berbeda dengan yang selama ini ada di pasaran. Pada prinsipnya, perangkat penerima haruslah mempunyai terminal langsung dapat menerima sinyal digital dari Satelit. Jadi berbeda dengan misalnya perangkat untuk gelombang pendek, menengah dan FM.
Siaran Melalui Uplink ke Satelit
Satelitnya pun berbeda dengan satelit Palapa. Melalui satelit Palapa, tidak dapat langsung ke pesawat penerima yang misalnya menangkap siaran RRI. Karena dengan Palapa, RRI harus mempunyai stasiun bumi yang kemudian memancarkan sinyal ke perangkat penerima. Radio Setelit Worldspace inilah yang benar-benar boleh dikatakan sebagai DBS (Direct Broadcasting Service).
Mengenai Worldspace , Thomas Aquinas Sucipto, Multi Media Business Development Manager PT Worldspace Indonesia mengatakan:
Kenyamanan
Mutu suaranya? Prima, karena digital. Distorsi seperti fading dan gangguan yang umum terjadi pada pesawat analog pada perangkat penerima tidak ada.
Terdapat tiga uplinks di dunia untuk melayani tiga satelit Worldspace, terdapat di Singapura, Johannesburg dan Merlbourne. Melalui uplink ini siaran dikirim ke satelit dengan kecepatan 32-128 KBps. Dari satelit langsung diarahkan ke pesawat penerima. Sucipto menambahkan audio jernih, karena sinyal diolah secara digital. Liputan lebih luas. Satelit ini menyiarkan acara melalui 8 saluran khusus untuk musik.
Menyalurkan Multi Media
Sucipto mengatakan Worldspace bukan hanya menyalurkan audio, tetapi juga multimedia, berupa teks, gambar, foto atau video. Itulah sebabnya broadcast sepertii BBC, CNN, RRI sudah memulainya. RRI pun kini sudah menjadi pelanggan Worldspace, untuk melengkapi daya liput yang selama ini hanya 67% wilayah Indonesia, dengan Palapa, kini dengan Worldspace menjadi 100%, tutur Sucipto dan Badaruddin.
55 Penyedia Layanan
Layanan ini meliputi audio langsung ke perangkat radio, tetapi juga multimedia, Direct Media Service. Kalau Internet selama ini juga disebarkan melalui Satelit, Worldspace melalui 55 provider yang sudah tergabung, termasuk yang sindikat, WRN, kelak juga menyebarkan koran, seperti Kompas dalam ujud nyatanya, bukan cybermedia.
Proyek Lain
Jadi pengguna Worldspace ini bukan hanya pendengar radio, tetapi juga yang ingin membaca teks, melihat TV (video) dan juga gambar-gambar atau foto. Sasaran utamanya bukan hanya pendengar biasa, tetapi juga sasaran khusus dengan isi yang khusus seperti para dokter, universitas jarak jauh, atau e-government yang melayani peraturan/undang-undang atau kalau pemerintah ingin memasyarakatkan sesuatu topik, atau bisa juga melaporkan pemilihan umum, dan tentunya sidang jarak jauh. Pelayanan Worldspace kini menjangkau proyek khusus teristimewa untuk mereka yang bergerak di bidang bursa saham.
Kelengkapan Perangkat
Untuk meneruskan multimedia pada perangkat sudah dilengkapi data-port disalurkan melalui USB dan komputer. Saluran untuk Direct Media Service dengan kecepatan 128 KBps menerima 55 isi dari provider DMS. Karena saluran telepon tetap di Indonesia kurang, maka menggunakan Worldspace data multimedia dapat terkirim ke berbagai sasaran, termasuk kesehatan, dan pariwisata.
Menambah Satelit
"Tapi," tambah Sucipto, kami akan menambah satelit lagi untuk menyalurkan lebih banya data dan acara, melalui berbagai penyedialayanan, seperti lagu-lagu masa lalu, kesehatan, olahraga, hiburan lain.
Memproduksi Perangkat Penerima
Worldspace bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan elektronik lain seperti Sanyo, Hitachi, JVC, Panasonic (Jepang, SBI (tahiland) Polytron (Indonesia) dan perusahaan lain memproduksi perangkat penerima satelit.
Harga Perangkat
Perangkat baru satelit harganya sekarang ini Rp.1,3 juta - Rp. 1,76 juta. "Tetapi," kata Endy Badaruddin, "pada 2003 nanti akan turun menjadi Rp.500.000,00 karena adanya perangkat produksi Korea dan Cina. Mengenai pelanggan audio, Badaruddin menjelaskan:
Kemungkinan Kerjasama dengan Radio Nederland
Bagaimana kemungkinan kerja sama dengan Radio Nederland? Endy Badaruddin tentu saja sangat antusias. Ia menjelaskan dengan slot satu jam siaran, banyak yang dapat dilakukan oleh Radio Nederland untuk berkomunikasi dengan orang Belanda yang ada di Indonesia dan sebaliknya, orang Indonesia yang ada di Belanda. Kerja sama ini dapat diperluas dengan Telekom atau KLM. "semacam Voice away from home,"
Berita ini telah disiarkan oleh Radio Netherlands dalam acara DX Komunikasi
Oleh: Antonius Ratu Gah
Direct Broadcasting Service adalah impian Indonesia sebagai negara ketiga pemilik satelit waktu itu. Tetapi, bertahun-tahun, barulah pada 2000 menjadi kenyataan dengan adanya Radio Satellite Worldspace di Jakarta, yang sampai saat ini baru mempunyai pendengar kurang lebih 40.000 orang dengan parangkat penerima 9.000, seperti dituturkan oleh Endy Badaruddin, Presiden Direktur Worldspace Indonesia di Jakarta. Di dunia, Worldspace mempunyai 7 juta pendengar.
Menanti Lima Tahun
Ia sendiri sudah merintis usaha ini sejak 1995. Tetapi sesudah semua perijinan beres, barulah pada lima tahun kemudian perusahaan patungan Worldspace Indonesia resmi berdiri dan beroperasi. Sampai hari ini perusaahan baru mempunyai tiga stasiun radio di Indonesia. Tetapi di samping itu juga memproduksi perangkat penerima satelit juga. Dari pengalaman operasi selama ini para penggunanya adalah orang di kawasan terpencil, yang sangat memerlukan informasi.
Perangkat Penerima Baru
Dengan adanya sistem siaran langsung dari satelit, memang perangkat radio pun harus ada, berbeda dengan yang selama ini ada di pasaran. Pada prinsipnya, perangkat penerima haruslah mempunyai terminal langsung dapat menerima sinyal digital dari Satelit. Jadi berbeda dengan misalnya perangkat untuk gelombang pendek, menengah dan FM.
Siaran Melalui Uplink ke Satelit
Satelitnya pun berbeda dengan satelit Palapa. Melalui satelit Palapa, tidak dapat langsung ke pesawat penerima yang misalnya menangkap siaran RRI. Karena dengan Palapa, RRI harus mempunyai stasiun bumi yang kemudian memancarkan sinyal ke perangkat penerima. Radio Setelit Worldspace inilah yang benar-benar boleh dikatakan sebagai DBS (Direct Broadcasting Service).
Mengenai Worldspace , Thomas Aquinas Sucipto, Multi Media Business Development Manager PT Worldspace Indonesia mengatakan:
Kenyamanan
Mutu suaranya? Prima, karena digital. Distorsi seperti fading dan gangguan yang umum terjadi pada pesawat analog pada perangkat penerima tidak ada.
Terdapat tiga uplinks di dunia untuk melayani tiga satelit Worldspace, terdapat di Singapura, Johannesburg dan Merlbourne. Melalui uplink ini siaran dikirim ke satelit dengan kecepatan 32-128 KBps. Dari satelit langsung diarahkan ke pesawat penerima. Sucipto menambahkan audio jernih, karena sinyal diolah secara digital. Liputan lebih luas. Satelit ini menyiarkan acara melalui 8 saluran khusus untuk musik.
Menyalurkan Multi Media
Sucipto mengatakan Worldspace bukan hanya menyalurkan audio, tetapi juga multimedia, berupa teks, gambar, foto atau video. Itulah sebabnya broadcast sepertii BBC, CNN, RRI sudah memulainya. RRI pun kini sudah menjadi pelanggan Worldspace, untuk melengkapi daya liput yang selama ini hanya 67% wilayah Indonesia, dengan Palapa, kini dengan Worldspace menjadi 100%, tutur Sucipto dan Badaruddin.
55 Penyedia Layanan
Layanan ini meliputi audio langsung ke perangkat radio, tetapi juga multimedia, Direct Media Service. Kalau Internet selama ini juga disebarkan melalui Satelit, Worldspace melalui 55 provider yang sudah tergabung, termasuk yang sindikat, WRN, kelak juga menyebarkan koran, seperti Kompas dalam ujud nyatanya, bukan cybermedia.
Proyek Lain
Jadi pengguna Worldspace ini bukan hanya pendengar radio, tetapi juga yang ingin membaca teks, melihat TV (video) dan juga gambar-gambar atau foto. Sasaran utamanya bukan hanya pendengar biasa, tetapi juga sasaran khusus dengan isi yang khusus seperti para dokter, universitas jarak jauh, atau e-government yang melayani peraturan/undang-undang atau kalau pemerintah ingin memasyarakatkan sesuatu topik, atau bisa juga melaporkan pemilihan umum, dan tentunya sidang jarak jauh. Pelayanan Worldspace kini menjangkau proyek khusus teristimewa untuk mereka yang bergerak di bidang bursa saham.
Kelengkapan Perangkat
Untuk meneruskan multimedia pada perangkat sudah dilengkapi data-port disalurkan melalui USB dan komputer. Saluran untuk Direct Media Service dengan kecepatan 128 KBps menerima 55 isi dari provider DMS. Karena saluran telepon tetap di Indonesia kurang, maka menggunakan Worldspace data multimedia dapat terkirim ke berbagai sasaran, termasuk kesehatan, dan pariwisata.
Menambah Satelit
"Tapi," tambah Sucipto, kami akan menambah satelit lagi untuk menyalurkan lebih banya data dan acara, melalui berbagai penyedialayanan, seperti lagu-lagu masa lalu, kesehatan, olahraga, hiburan lain.
Memproduksi Perangkat Penerima
Worldspace bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan elektronik lain seperti Sanyo, Hitachi, JVC, Panasonic (Jepang, SBI (tahiland) Polytron (Indonesia) dan perusahaan lain memproduksi perangkat penerima satelit.
Harga Perangkat
Perangkat baru satelit harganya sekarang ini Rp.1,3 juta - Rp. 1,76 juta. "Tetapi," kata Endy Badaruddin, "pada 2003 nanti akan turun menjadi Rp.500.000,00 karena adanya perangkat produksi Korea dan Cina. Mengenai pelanggan audio, Badaruddin menjelaskan:
Kemungkinan Kerjasama dengan Radio Nederland
Bagaimana kemungkinan kerja sama dengan Radio Nederland? Endy Badaruddin tentu saja sangat antusias. Ia menjelaskan dengan slot satu jam siaran, banyak yang dapat dilakukan oleh Radio Nederland untuk berkomunikasi dengan orang Belanda yang ada di Indonesia dan sebaliknya, orang Indonesia yang ada di Belanda. Kerja sama ini dapat diperluas dengan Telekom atau KLM. "semacam Voice away from home,"
Berita ini telah disiarkan oleh Radio Netherlands dalam acara DX Komunikasi
1 komentar:
saya mempunyai penerima merk sanyo, bagaimana caranya utk bisa di gunakan sebagai multi media, apa perlu sofwer
Posting Komentar