29 Juli 2008

Berjuang untuk tanah harapan


Berjuang untuk tanah harapan
Antonius Ratu Gah / 17 Juli 2008



Dua jam lebih kami duduk minum teh, di salah satu cafe di Pejaten, Pasar Minggu. Tepat di depan mata, ada secangkir teh beraroma manis sepat, ini aroma khas teh merek Upet dari Cirebon. Sebuah piring kecil berisi kentang goreng, saus sambel dan acar daun selada. Beberapa kali saya mengaduk gula batu yang masih utuh, sayang nanti kalau dingin.

Lama saya termangu di ruangan itu sambil menikmati lembutnya instrumen musik yang sengaja disetel oleh pemiliknya. Saya tersentak ketika tiba-tiba handpone berbunyi, sms rupanya,”Hi, Mas lagi ngapain? udah kelar ngedit berita Dompu?” SMS dari Mbak Rini, rekan kerja yang kebetulan sama-sama ke Dompu – Nusa Tenggara Barat (NTB).

Rupanya, bunyi SMS tadi mengingatkan saya. Akhir maret lalu, kami berada di Dompu, meliput dan berdiskusi, dengan sudut pandang prospesktif-optimis, membuat saya tergerak menulis ini.

Bicara soal Dompu, mengingatkan saya pada seorang aktivis, Muttakun, Yang “ngotot” berjuang bersama petani,sempat di tahan karena pengabdiannya, bergerak di lini depan saat bicara soal tata kelola hutan. Bukan hanya itu, Muttaqun di cap “doyan demo” lantaran sering kali menggalang petani bicara soal tanah harapan mereka.

Walaupun demikian, aksi Muttakun tetap berlanjut. Semua kemungkinan yang ada ditempuhnya. Mulai dari turun ke jalan melakukan demonstrasi, melebarkan jaringan hingga melobby wakil rakyat, walau hasil belum nampak.

Muttakun sempat bercerita, saat mengadakan pertemuan dengan petani, Polhut menangkap dirinya. Begitu juga dengan petani lainnya. Sebagian dari mereka, ditangkap aparat saat menuju ke lahan garapan. Dalam keadaan tangan diborgol dinaikkan ke truk Dalmas. “Kita ke kantor Camat, ada pertemuan di sana,” kata seorang aparat. Nyatanya malah digiring menuju ke Polres. Kejadian ini terjadi di daerah So Jati, So Ncando So La Lembo, beberapa tahun lalu.

Hati saya bergetar saat mewawancarai beberapa warga di daerah So Jati. Raut muka penuh harap jelas terlihat di wajah mereka, sebagiannya baru lepas dari tahanan. Lantas, dalam hati saya bertanya “Apakah getaran yang sama, juga ada di dalam hati Syaifurrahman Salman selaku Bupati Dompu?”. Kalau betul getaran itu ada, kita boleh lega.
Ada harapan Dompu akan menjadi lebih baik di bawah kepemimpinannya. Namun kalau kenyataannya berbanding terbalik, itu pertanda bahwa nasib petani kita akan begini-begini saja. Harapan untuk bisa hidup lebih baik hanya bersifat utopis daripada realistis. Hal itu disebabkan Para pengambil kebijakan tidak bisa menerjemahkan simpul-simpul permasalahan, seperti yang dikemas dalam demo-demo petani turun ke jalan.

Setulusnya saya percaya bahwa Syaifurrahman Salman sudah berusaha memahami ini. Namun, usaha itu tampaknya masih kurang keras. Sejauh ini petani masih belum bisa tersenyum, apalagi tertawa.

Melihat ini semua, Muttakun berharap dapat berdiskusi dengan Bupati. Sayangnya kesempatan itu tak kunjung datang, setelah beberapa kali permintaan untuk bertemu di tolak dengan berbagai alasan.

Tentunya tidak mudah melihat masalah ini. Namun sejujurnya saya katakan “Kita semua harus berusaha mencari jalan keluarnya,” dengan berupaya dan tetap fokus menuntaskan masalah petani di So Jati, So Ncando La Lembo, jangan sampai kasus itu akan menjadi pemicu mengerasnya sikap “Fortani”. Dompu bisa repot dan kehabisan energi jika hal itu sampai terjadi. Agar “usaha” yang dilakukan Muttakun tersebut tumbuh subur, ada beberapa langkah yang perlu segera dilakukan.

1. Ciptakan Suasana yang mendesak (Sense of Urgency)
Semua pihak harus disadarkan, bahwa institusi Anda berada pada situasi yang gawat. Kalau tidak diatasi segera, dapat masuk ke “ruang gawat darurat.” Mulai mendiskusikan indikator-indikator krisis, hal-hal yang berpotensi krisis, dan peluang-peluang yang ada di balik krisis itu. Maka tugas Anda adalah mengajak semua orang melihat apa yang Anda lihat. Ingatlah, pada setiap masalah yang sama, dua orang berdekatan bisa melihat dengan kesimpulan yang berbeda.

2. Membentuk Koalisi Gerakan yang Kokoh
Perubahan biasanya dimulai dari satu atau dua orang, tetapi ia tidak akan efektif kalau tidak mendapat dukungan dari suatu kekuatan massa yang besar. Massa yang besar umumnya baru bergerak kalau orang banyak sudah bergerak. Oleh karena itu, Anda sebaiknya membentuk koalisi untuk mendukung gerakan. Mereka ini bertugas memotret, menjelaskan, memantau, dan mendorong orang-orang di sekitarnya untuk ikut mendukung gerakan Anda.

3. Membangun Visi
Anda dan Koalisi harus bekerja menerjemahkan Visi ke depan. Tanpa Visi pengikut akan kehilangan arah.

4. Komunikasi Visi
Visi yang baik terkomunikasi dengan jelas dan terarah

5. Mendorong Para Pengikut bertindak sesuai dengan Visi
Anda mempunyai Visi agar semua orang dapat bertindak untuk mencapai visi. Termasuk di dalamnya adalah mendorong agar Tim lebih berani mengambil langkah-langkah beresiko dan keluar dengan gagasan-gagasan original, dan melakukan terobosan-terobosan kreatif.

6. Raihlah kemenangan-kemenangan pendek
Keberhasilan pada umumnya tidak dapat dicapai dalam tempo yang singkat. Jangan kaget bila Anda menemui banyak orang yang keletihan, hilang arah, tercecer di tempat-tempat tertentu. Jarak yang jauh dapat melemahkan semangat tim. Oleh karena itu penting bagi Anda untuk memberikan kemenangan-kemenangan “antara” agar para pengikut mengetahui dimana mereka berada, dan terus bersemangat mencapai tujuan.

7. Jangan berhenti, Teruslah Lakukan konsolidasi
Dengan memanfatkan momentum yang ada, Anda hendaknya terus memperbaharui sistem, struktur, kebijakan-kebijakan dll. Jangan mengumumkan kemenangan terlalu dini, agar para pengikut tidak cepat-cepat minta untuk beristirahat.

Saya paham, Petani-petani itu ingin secepatnya masalah ini selesai dan mereka dapat menggarap kembali tanahnya. Tetapi juga perlu dicamkan, dibutuhkan pengorbanan. Saat ini mereka sedang sakit, supaya sehat, harus rela menelan pil pahit, menerima infus, menjalani operasi yang berdarah-darah, kadang menerima suntikan yang menyakitkan, atau mungkin barangkali diamputasi. Mereka harus beristirahat beberapa waktu. Kalau proses ini dapat dilewati, mereka akan bangkit dan sehat lagi. Oleh karena itu, semua proses tidak bisa dilakukan tanpa perhitungan yang masak.

Sebagai catatan akhir, teruslah berjuang. Kita harus mengetahui kekuatan kita, Kita juga harus menghitung kekuatan musuh, kemudian kita harus tahu di mana kita berperang, kalau melihat kemungkinan jalan kita buntu, adakah jalan lain untuk kita mundur sementara dan mengatur strategi lain untuk menggempur musuh kembali ? (Sun Tzu)

Tidak ada komentar: